Kampung Hijau

Rabu, 09 Desember 2015

0 komentar
          Hari Tata Ruang (World Town Plaining) yang diperingati setiap tanggal 8 November sejak tahun 1949 hingga sampai saat ini perkembanganya mendapat apresiasi dari berbagai elemen masyarakat di planet ketiga galaksi Bima sakti yang kita sebut dengan Bumi. Di Indonesia Hari Tata Ruang di mulai tahun 2008 dengan tujuan utamanya adalah masyarakat Indonesia sadar dan memahmi betapa pentingnya sebuah Tata Ruang yang nantinya akan ditempati. Sebuah penataan ruang, memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan, maka dari itu kesadaran akan sebuah Tata Ruang yang baik dan benar sangat diharapkan.
          Kota Malang sebagai salah satu kawasan perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang melayani regional Malang Raya tentunya memiliki urgensi terhadap terselenggaranya Penataan Ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta didukung oleh teknologi yang sesuai. Dasar-dasar tersebut telah diletakkan dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang Tahun 2010-2030 dan juga menjadi nafas dalam proses penyusunan berbagai dokumen perencanaan makro strategis, perencanaan tata ruang turunannya maupun perencanaan sektoral Kota Malang. Untuk itulah pada tahun 2015 ini, Pemerintah Kota Malang melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyelenggarakan Peringatan Hari Tata Ruang Nasional yang akan diisi dengan sejumlah kegiatan dan aksi bertema “Memperkuat Keterlibatan, Menata Ruang Layak Huni Untuk Semua” Menurut Drs. Wasto, SH, MH, Kepala Bappeda Kota Malang, kegiatan ini baru pertama kalinya diselenggarakan di Kota Malang. Kegiatan ini merupakan sebuah bentuk inovasi yang bertujuan mewujudkan pengembangan pemahaman tentang tata ruang (Bappeda Kota Malang)
          Acara kegiatan peringatan Hari Tata Ruang yang diselenggarakan pemerintah Kota Malang, sebuah awal untuk merangsang masyarakat khususnya kota Malang yang sesak dengan para pendatang semakin hari semakin padat. Kegiatan ini haruslah kita dukung, entah apresiasi dalam bentuk kegiatan lain yang sejalan dengan pentingnya kesadaran dan pemahaman akan sebuah Tata Ruang, atau dalam bentuk aksi pribadi misalnya saja tidak membuang sampah sembarangan agar tak mengganggu aliran drainase jalan, tidak memaku pohon pohon dengan tempelan baliho atau reklame, jikalau memasang lebih baik dengan tali temali saja, atau ikut berkampanye dengan gabung dalam komunitas komunitas terkait lingkungan agar bisa saling belajar tentang pentinya pemahaman lingkungan ideal.
         Malang sebagai salah satu Kota Pendidikan di Indonesia yang disejajarkan dengan Ibu Kota Indonesia (Jakarta), Kota pusat Budaya Jawa (Yogyakarta), dan Kota Kembang (Bandung) secara otomatis banyak pendatang muda yang berstatus mahasiswa. Dari pemuda pemuda inilah harus jadi pelopor untuk sosialisasi pentingnya sebuah Tata Ruang, bisa secara pribadi dimulai dari diri sendiri atau membentuk sebuah komunitas, karena yang muda berkesempatan beraksi dan berkarya.
Pada peringatan Hari Tata Ruang di Kota malang, sebuah komunitas yang mereka namai City Care Community menjalin hubungan kerjasama dengan HMPWK (Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota) Intitut Teknologi Nasional Malang. Aksi mereka dihari peringatan Hari Tata Ruang dijelaskan oleh Pepi (Afriadi) sebagai ketua City Care Community adalah “Kampung Hijau”. Penuturanya dalam tema kampung hijau terbagi dalam dua sub kegiatan yaitu “Selebrasi dan Aksi.  Selebrasi dilaksanakan tanggal 20 November 2015 di Aula ITN Malang dengan acara hiburan bermusik, bersosialisasi dengan memutar sebuah vidio tentang Tata Ruang, RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) Malang. Sedangkan aksi diselenggarakan pada tanggal 22 November 2015 di sebuah kampung yang memiliki kesadaran akan lingkunganya tinggi dan memiliki sebuah MCK terpadu, jadi satu kampung satu penampungan MCK. Kampung ini berada di Jalan Tirtarona Tlogo Mas Kota Malang. Aksi disana, mendukung sebuah kampung hijau dengan visual vertikal garden dan hidroponik agar semakin bagus dan bisa dijadikan contoh untuk kampung kampung yang lain. Selain mendukung kita juga belajar bagaimana dengan cara sederhana menghargai dan menjaga lingkungan agar ada keseimbangan antara alam dan manusia.
Visualisasi vertical garden dan sistem tanam hidroponik





Keceriaan dan kekompakan anggota city care dengan mahasiswa PWK ITN Malang
 Belajar, berkarya, berkreasi dan tak lupa makan pun bersama heheh
Dan inilah Pak Agus Gunarto Pencipta MCK terpadu Kampung Tirtarona


City Care Celebration With Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Malang


Penulis Irfan City Care

Geschiedenis Stad (Sejarah Kota)

Kamis, 22 Oktober 2015

0 komentar

Kota merupakan suatu tempat bagi berbagai macam kehidupan manusia, mulai dari segi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat komplek. Sebgai suatu wadah yang sangat komplek ini haruslah memiliki tata ruang kota yang nyaman dan aman. Sebuah rencana sangtlah penting untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan, kegagalan maupun keberhasilan dalam merancang tata ruang kota. Sebelum kita melihat kota-kota di Indonesia saat ini alangkah indahnya jika kita mengetahui seperti apa dulunya kota kota yang sekarang berkembang pesat ini. Yuk nostalgia sama mimin... :D Sebelum nostalgia, mimin ingatkan dulu ya... jangan menganggap sejarah membosankan, jika kita tak tahu sejarah pasti akan sedikit susah untuk berbicara masa depan... :D
Pertanyaan yang sangat mendasar mengenai kota adalah kapan sih kota itu muncul? Menurut Basundoro (2012:19) munculnya kota sekitar 3500 SM atau 4000 SM. Kota tertua ini muncul di daerah Irak bagian Selatan. Munculnya kota biasanya dikaitkan dengan desa, yaitu bahwa kota merupakan konsekuensi logis dari perkembangan sebuah desa. Pada awalnya kota-kota merupakan desa dan tempat bermukim para petani. Dengan dimulainya budaya bercocok tanam, orang orang mulai menetap di wilayah tertentu yaitu desa, mereka saling berhubungan, berkomunikasi dan hingga akhirnya melahirkan akumulasi pengetahuan yang melahirkan kota.
Di Nusantara yang sekarang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia awal mula kota sudah ada sejak zaman kerajaan. Terbentuknya kota-kota tak lepas dari adanya permukiman-permukiman di daerah-darah nusantara, daerah-daerah tersebut ada yang menjadi Kota karena dorongan tertentu. Dorongan itu bisa berupa adanya interaksi dari dunia luar. Menurut Wiryomartono (1995:15) di Jawa konsep awal tentang kota mengacu pada konsep negara dan kuta atau khita. Konsep negara pada zaman Mataram mengacu pada pusat kekuasaan di mana raja bertempat tinggal. Keraton tempat tinggal raja beserta kerabatnya berada dalam titik lingkaran inti yang disebut negara. Di dalam lingkaran negara ada tempat tinggal abdi dalem, bangsawan dan kerabat raja, atau dalam negara yang modern disebut dengan kawasan aparatur birokrasi negara. Istilah negara biasa disebut dengan kuta atau khita sehingga muncul kuta gara atau kuta negara.
Dewasa ini kita sering mendengar atau mendefinisikan kota tua atau kota lama karena didalamnya terdapat bangunan gedung gedung ber-arsitektur Eropa, seperti di Jakarta ada Kota lama yang berada dikawasan museum fatahillah dan di Malang ada di daerah Jl. Idjen Boulevard, Gereja Kayu Tangan. Padahal lebih tepatnya kota lama sudah ada sejak zaman kerajaan. Menurut Basundoro (2012:41) temuan arkeologis yang menunjukan adanya kawasan yang bisa dikategorikan sebagai kota lama antara lain di Trowulan yang disinyalir merupakan ibu kota Kerajaan Majapahit, Banten yang merupakan ibu kota Kerajaan Bnaten, Kotagede yang merupakan ibu kota Kerajaan Mataram awal. Ada juga kawasan yang di anggap sebagai kota lama namun tidak menyisakan reruntuhan atau sisa arkeologis seperti misalnya ibu kota Kerajaan Singhasari.
Indonesia dahulu pernah diduduki orang Belanda, dalam Sejarah Nasional Indonesia disebut dengan masa Kolonial. Di masa inilah awal mula tata ruang kota kolonial, adanya bangunan-bangunan ber-arsitektur Eropa khusunya Belanda dan dianggap sebagai fase baru kota di Indonesia. Basundoro (2012:85: menyebutkan kota kolonial pertama adalah Batavia yang di bangun pada 1619.
Pembangunan kota Batavia pun tak serta merta dibangun hal ini juga melalui proses yang lama terhitung dengan pertama kali kedatangan Belanda di Batavia atau Jayakarta. Kedatangan pertama Belanda di Batvia pada tahun 1596 bertujuan untuk berdagang, meraka membangun gudang gudang kayu dan mengembangkan bisnis perdaganganya. Semakin lama perdagangan Belanda mengaami kemajuan dan secara otomatis orang Belanda bisa desebut sebgai bangsawan karena memiliki usaha dagang yang maju dan banyak terdapat gudang-gudang sekaligus benteng. Menurut Basundoro (2012:87) Kedudukan orang Belanda semakin kuat karena diangkatnya Jan Pieterszon Coen menjadi Gubernur jendral pada tahun 1618. Hanya sela setahun mereka sudah bisa menguasai Batavia dan tahun 1619 membangun Kota kolonial pertama yaitu kota Batavia.
Berawal dari kota Batavia untuk kota pertama kolonial, Belanda semakin kuat pengaruhnya di Indonesia akhirnya banyak kota kota tersebar bangunan Belanda. Nama nama perencana (Planer) dari Belanda yang identik dengan kota adalah C. Citroen yang merupakan perancang kota Surabaya, Scoemaker yang membangun Kota Bandung, dan Herman Thomas Kartsen yang merancang dan membangun Kota Malang dan Semarang. Tata ruang kota kolonial, memiliki ciri yang hingga sampai saat ini kita masih bisa melihat sisa-sisa hasil dari perencanan kota kolonial. Cirinya tata ruang kota berbentuk kotak kotak yang memisahkan antar etnis, misalkan saja kawasan pecinan Chinese kamp yang berpenghuni adalah etnis China, Arabisceh kamp berpenghuni etnis Arab, kawasan melayu Malaise Kamp yang berpenghuni orang melayu dan kawasan orang orang Eropa sendiri khususnya Belanda, sedangkan Bumi Putra tercecer di sisa sisa lahan kosong.
Kita bisa melihat kawasan kawasan bekas perencanaan kota kolonial, misalnya di Surabaya dan di Malang. Di Surabaya daerah kawasan wisata ziarah Sunan Ampel masih didominasi oleh etnis Arab atau keturunan Arab. Menuju kesebelah selatan kota Surabaya yang sering disebut sebagai kota pendidikan dan kota bunga yaitu, Kota Malang. Pada masa kolonial, tata ruang kota yang dirancang oleh Herman Thomas Kartsen pun tidah jauh berbeda dengan kota kota yang dirancang orang Belanda adanya pemisahan atau kotak-kotak berdasarkan etnis. Hasil dari tata ruang kota kolonial pun sampai saat ini masih bisa kita lihat misalnya di daerah Pecinan masih didominasi oleh orang-orang cina dan Tionghoa.
Kota Batavia Tahun 1650 Sebagai Kota Modern Pertama Di Nusantara (sekarang NKRI). Sumber: Donal Maclaine Campbell, Java: Past and Present, (London: William Heinemann,1995) (dalam Basundoro, 2012:92).
Daftar pustaka
Basundoro, Purnawan. 2012. Pengantar Sejarah Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Wiryomartono, A.B.P. 1995. Seni Bangunan dan Seni Binakota di Indonesia: Kajian Mengenai Konsep, Struktur, dan Elemen Fisik Kota Sejak Peradaban Hindhu-Budha, Islam hingga Sekrang. Jakarta: Gramedia.
Penulis: Irfan City Care

Pengolahan Sampah Bermanfaat

Senin, 12 Oktober 2015

0 komentar
           Minggu 20 september city care mengunjungi TPST 3R Mulyoagung yang berada di jalanraya dermo, dau,. Tujuan city care mengunjungi TPST mulyoagung adalah mengetahi dan belajar bagaimana cara  menangani dan mengelolah sampah. Sampah merupakan salah satu isu perkotaan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari masyarakat, pemerintah dan swasta. Seiring dengan pesatnya perkembangan suatu kota berbagai macam aktivitas yang dilakukan masyarakat, baik aktivitas sosial maupun ekonomi dalam masyarakat, sangat berpengaruh terhadap bertambahnya volume timbulan sampah yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan tersebut.
TPST 3R Mulyoagung Kota Malang

          Tanpa adanya pengelolaan sampah yang terakomodir secara jelas dan terarah, maka segi keindahan dan kebersihan dalam suatu kota tidak akan tercipta, mengingat bahwa sampah sebagai sumber pencemaran lingkungan yang utama, sehingga apabila sampah tersebut tidak dapat dikelola secara baik maka dapat merusak lingkungan dan keindahan kota, oleh sebab itu sampah dan pengelolaannya harus segera ditangani, terlebih lagi dalam mengatasi berbagai masalah pencemaran tersebut perlu dilakukan penanganan dan pengendalian terhadap sampah yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.
         Pengelolaan sampah yang dilakukan oleh TPST Mulyoagung dibagi oleh 4 zona. Zona pertama merupakan proses pemilahan, proses pemilahan dilakukan secara manual oleh pekerja yang merupakan warga disekitar TPST. proses pemilahan ini memisahkan sampah yang masih memiliki nilai untuk dijual dan diolah lagi, sebagai contoh seperti sampah plastik dan organik dipisahkan dan di tampung sesuai dengan warna dan  jenis sampah.Zona kedua merupakan zona packing atau pengemasan, sampah yang berada dizona kedua ini nantinya dikemas kemudian ditimbang dan siap di daur ulang atau langsung dijual.
Ibu yang masih semangat dan kuat mengemas sampah

         Sampah pada zona ketiga merupakan sisa dari pengelolaan sampah dari zona pertama dan kedua untuk dibuat kompos, kompos ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar secara gratis sebagai pupuk pada tananman


         Zona terakhir merupakan zona pengembangbiakan, dizona pengembangbiakan terdapat hewan seperti kambing, bebek, dan ayam kalkun  yang dipelihara dan diberi pakan dari sisa pemilahan sampah yang masih layak untuk dijadikan pakan ternak.
            Berkunjung ke TPST Mulyorejo merupakan pengalaman pertama dan ilmu baru bagi kami. Sudut pandang sampah yang selama ini dianggap sebagai salah satu penyebab lingkungan sekarang merupakan sumber penghasilan. Dari proses pengangkutan sampah , pemilahan, pengkomposan, dan perkembangbiakan hewan  kita dapat lihat manfaatnya. Salah satu aspek agar kegiatan pengelolaan sampah terus berlanjut adalah adanya peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat penting selain karena sebagian besar volume sampah yang dihasilkan adalah sampah yang berasal dari rumah tangga, keberhasilan dari pengelolaan sampah tidak hanya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota. 
Penyala penyala Kota


Penulis : Filantropi City Care